Ngomongin musik gw ah...
Ada dua musisi yang gw kasih kehormatan dengan cara alih-alih membajak, membeli album mereka. Dream Theater dan Ayumi Hamasaki. Untuk beberapa orang ini menimbulkan pertanyaan. Bagaimana tidak, warna dan aliran mereka benar-benar seperti bumi dan langit. Jika Dream Theater itu digolongkan oleh sebagian orang yang ngerti musik (gw tidak termasuk) ke dalam progresif metal - dengan 'metal' berarti bisa diharapkan sesuatu yang keras dari warna musik mereka, maka Ayumi Hamasaki digolongkan oleh - sekali lagi - sebagian orang yang ngerti musik ke dalam R&B dengan sedikit tekno.
But itulah, seperti Dream Theater, gw tidak lantas menyukainya ketika pertama kali mendengar ia bernyanyi. Tapi seperti Dream Theater pula, sebagian bawah sadar gw menyuruh gw untuk stick-to-her. Masih ingat dulu, album pertama Dream Theater (selanjutnya DT) yang gw beli adalah 'A Change of Seasons' dengan satu lagu 26 menit yang berjudul sama. Lagu ini, struck me as odd, waktu itu gw tidak menggumamkan musik mereka, belum sanggup untuk mencerna lompatan-lompatan dari tiap segmen lagu tersebut. Tapi, entah kenapa sebulan setelahnya (setelah gw mendapat uang saku dari ortu yang cuma cukup untuk beli satu kaset setiap bulan) gw beli 'Falling Into Infinity' dan cinta gw terhadap DT mulai dibangun setapak demi setapak dari situ. Sama halnya dengan Ayumi Hamasaki (Ayu). Gw kenal Ayu bebarengan dengan gw kenal sama Utada Hikaru dengan one-time-hit-nya yang ballad sekali, 'First Love' dan juga dengan satu aliran yang sekarang populer dengan sebutan J-Pop. Waktu itu gw berpikir, 'aduh suara apa ini?', soalnya memang vokal Ayu itu rada aneh, sedikit melengking dan mungkin sebagian besar orang tidak menyebutnya merdu. Tapi, seperti DT gw juga ngumpulin lagu-lagu-nya Ayu.
Sekarang, lima tahun setelahnya, Ayu (dan juga DT) adalah artis-artis yang gw hormati dengan cara membeli album rilis resmi mereka. Dan Utada yang justru pertama kali gw kenal dan cinta, tidak. Tapi karena cukup susah untuk mencari CD Ayu di sini, gw baru punya dua album sementara MP3-nya gw punya lima, sementara album resminya dia (tidak menghitung remix, the best, single, atau live) ada tujuh. Album terakhir yang gw beli adalah 'Rainbow' (2002). Album ini juga unik soalnya pas gw denger pertama kali gw merasa aneh, tidak ada yang spesial and time-and-again i would return to my favourite album of hers, 'A Song for XX' yang merupakan album pertamanya dia. Namun, (sama seperti DT) dengan naiknya frekuensitas album ini gw puter, makin naik pula favourite-ness gw sama dia. Dan sekarang, saat ini, album ini jadi favorit gw. Well, sebenernya album favorit gw selalu berubah-ubah. Di saat tertentu gw suka album ini, di saat yang lain gw suka album itu, dan seterusnya. Tapi, ada satu album yang paling sering gw denger di antara yang lain-lain, album pertama, 'A Song for XX'. Ayu menulis semua lagunya sendiri, dan lirik-liriknya secara tidak langsung merefleksikan jalan hidupnya. Lahir di Fukuoka, 2 Oktober '78, Ayumi ditinggalin bokapnya dan tinggal bersama ibu dan neneknya. Dia merintis karir dari bawah sebagai (per usual in Japan) model. Setahun kemudian, while karaoke-ing, dia ditemui sama seorang produser dan kemudian merilis singel 'Poker Face' yang ia tulis dan menceritakan tentang seorang gadis lemah yang menghadapi masa-masa sedih dan sendiri tapi selalu berusaha untuk tetap tersenyum. And that was practically her story. Secara keseluruhan album pertamanya sebenernya secara musikalitas masih kurang bila dibandingin sama album-album setelahnya. Tapi liriknya buat gw sangat powerful dan sering kali memotivasi gw menghadapi masa sulit. Honest. Pendeknya, album itu boleh dibilang album sedih-nya Ayumi tapi di balik kesedihan itu, Ayu mengingatkan untuk tetap strong, dan tabah. Hence the title, 'A Song for XX' yang sebenernya memiliki arti 'A Song for Ayumi' karena dia intinya mengingatkan dirinya sendiri supaya tidak berlarut-larut dalam kesedihan.
Makin kini, kualitas vokal Ayu meskipun masih suka terdengar aneh, mengalami improvement yang kentara. Tapi kekuatan dia sih sebenernya ada di liriknya. And that's why i adore her, as the only singer i cared as much as to bought his / her original albums.
O yeah, stop piracy, whenever you feel necessary ;p. Ah iya, gw lagi demeeennnn banget sama albumnya Kelly Clarkson yang 'Breakaway'.