Monday, December 20, 2004

Collateral (2004)

Disclaimer: Film ini gw tonton dalam suasana yang sangat kondusif, jadi gw bisa memberikan penilaian yang cukup obyektif dan tak berbias. Sehingga meskipun bukan film yang terakhir kali gw tonton, gw bisa dengan mudah menulis tentangnya di sini.

Starring: Tom Cruise, Jamie Foxx, Jada Pinkett-Smith
Directed by: Michael Mann
IMDb top 250: -
My Rating:



Gw suka sama pergerakan kameranya. It was so fluid that it gives me the feeling that i was on the scene instead of sitting on the outside beyond perimeter of the screen. But, i guess that was it. Meskipun Jamie Foxx dan Tom Cruise cukup keren aktingnya, tapi gw tidak melihatnya sebagai sesuatu yang istimewa soalnya menurut gw sih, you can't expect less from both of them.

Ini adalah film ketiga besutan sutradara Michael Mann yang gw tonton setelah "Heat" (damn, it was the best heist movie ever) n "Ali" dan menurut gw, film ini adalah film yang terburuk bila dibandingkan dengan kedua film tadi.

Vincent (Tom Cruise) datang ke L.A dengan satu tujuan. Di dalam tablet PC yang diserahkan oleh cameo Jason Statham di LAX terdapat daftar nama-nama yang harus ia habisi sebelum pagi menjelang. Ya, Vincent adalah seorang pembunuh profesional, a heartless mother-f*cker who knew how to shoot. Dan dalam misi-nya ia memanfaatkan "a guy in a wrong place and in a wrong time", seorang sopir taksi shift malam, Max (Jamie Foxx) untuk mengantarkannya keliling L.A dan dimulailah perjalanan si pembunuh dengan chauffeur-nya.

Sebenernya ceritanya lumayan bagus, skrip-nya juga cerdas (dibawakan dengan manis oleh Tom Cruise, Vincent jadi benar-benar perfect -- too perfect -- walaupun tidak nyata sebagai seorang pembunuh yang tak punya hati, profesional, tahan banting, pencinta jazz dan sekaligus filosofis) bahkan gw hampir jatuh cinta sama adegan awal ketika Max ngobrol sama Jada Pinkett-Smith yang disampaikan tanpa banyak kata-kata kecuali kata-kata yang cerdas tapi jelas nunjukin betapa lonely-nya orang Amrik dan dari situ karakter Max jadi terkonstruksi dengan apik soalnya di sepanjang film, Max nyaris tidak beranjak ke mana-mana.

Total ceritanya sendiri juga jauh dari mengecewakan, gw pribadi sih ndak terlalu suka sama aksyen-nya yang menurut gw cuman ditambah-tambahin buat menambah nuansa pop biar para penonton jadi lebih tertarik untuk menontonnya. Buat gw, yang paling menarik dari film ini adalah clash-of-characters-nya (tentu saja karakter-nya Foxx sama Cruise) yang sayangnya jadi agak hambar menjelang akhir film.

So, what's with two and half rating you say? well, praktis rating gw banyak dipengaruhi oleh sepertiga akhir film ketika akhirnya Max memutuskan untuk berbuat sesuatu yang heroik dengan terang-terangan menentang Vincent yang diklimakskan dengan adegan yang menurut gw terasa agak dipaksakan apabila mengingat latar belakang Vincent dan Max. Many illogical plots as well ketika di sepanjang film, Vincent tertembak, terguling, tercelakai, dan teraniaya tapi tetep bisa komit dalam menunaikan tugasnya atau adegan di rumah sakit ketika Vincent dan Max mengunjungi ibu-nya Max (what was that scene meant anyway?). But that aside, gw suka sama clash-of-characters-nya (Jamie Foxx vs Tom Cruise). Sedikit mengingatkan gw sama Robert De Niro vs Al Pacino di "Heat". Cuman sekali lagi, sayang ternoda oleh sepertiga akhir film yang bernuansa aksyen Hollywood standar.