Monday, February 14, 2005

Screening Log Column #6

Babblings:

Gw membaca salah satu artikel tentang otak. Dari situ, gw mengambil kesimpulan kalau cara berpikir gw itu sangat-sangat visual, non-linear, dan multi-purpose (terutama dalam hal 'tujuan') yang kesemuanya merupakan fungsi otak kanan (simptom yang paling sederhana, mana yang lebih mudah buatmu. Mengingat nama orang atau wajah? Kalau gw, jelas wajah. Gw sering ketemu teman yang gw bener-bener lupa namanya tapi ingat betul sama raut wajahnya. Dan lebih jauh lagi, gw bisa mengidentifikasi 4 dari 5 mahasiswa FISIP UI. Hah hah, gw melebih-lebihkan tentu saja). Dari artikel itu pula gw melihat bahwa si penulis artikel merekomendasikan untuk menjadi seorang seniman, pelukis (honest, i once had a hunch to bought myself a canvas and start painting anything that comes to mind, but it was so expensive i rather bought a paperback instead), atau musisi. Sedangkan seorang penulis, direkomendasikan untuk mereka yang lebih dominan otak kirinya.

Informasi ini gw simpan baik-baik. Dan lantas gw bandingkan dengan keadaan gw yang sesungguhnya. Selama ini, ide datang dan pergi secara visual di benak gw. Bahkan lewat mimpi yang selalu gw ingat setiap bangun tidur (bukan cuma satu, tapi sering kali dua mimpi gw di malam sebelumnya bisa gw ingat di pagi hari). Tapi ketika mencoba menterjemahkan informasi visual itu ke dalam bentuk verbal, gw seperti mendaki dinding batu dengan kemiringan sembilan puluh derajat setinggi ratusan meter tanpa bantuan apa pun. Sulit. Benar-benar sulit. Padahal sayang sekali jika ide-ide visual yang mampir di otak gw itu dilewatkan begitu saja, atau gw nikmati sendiri. But hell no! i'm going to keep writing until i received my very first declination note sent by the publisher.

Weekend U.S Box Office (Feb 11 - 13):
#. - Title - Weekend Gross - Cumulative Gross
1. - Hitch - US$ 45.3 mills - US$ 45.3 mills
2. - Boogeyman - US$ 10.8 mills - US$ 33.3 mills
3. - Are We There Yet? - US$ 8.5 mills - US$ 61.5 mills
4. - Million Dollar Baby - US$ 7.58 mills - US$ 45 mills
5. - Pooh's Heffalump Movie - US$ 6 mills - US$ 6 mills
6. - The Wedding Date - US$ 5.6 mills - 19.5 mills
7. - Hide and Seek - US$ 5.55 mills - 43.5 mills
8. - Sideways - US$ 4.75 mills - US$ 53 mills
9. - The Aviator - US$ 4.63 mills - US$ 82.2 mills
10. - Meet the Fockers - US$ 3.4 mills - US$ 269.9 mills

Will Smith meskipun memulai karir akting sebagai bintang utama sitkom "The Prince of Bel-Air" tidak pernah membintangi film feature bergenre komedi. "Prince of Summer" ini selalu membawa sukses yang menggiurkan bagi film-film yang dibintanginya karena memang selalu laris dan sukses. Sebut saja "ID-4", "I, Robot", atau "MIB". Pun begitu, film-film tersebut genrenya selalu fantasi menjurus ke aksi CGI. Hitch mungkin merupakan film komedi romantis pertamanya. And man how he'd succeeded at that. Hitch, yang mengisahkan kisah seorang konsultan percintaan (matchmaker) yang diperani oleh Will Smith, Eva Mendes dan disutradarai oleh Andy Tennant yang sukses membawa "Sweet Home Alabama" ternyata bisa merebut pencinta film di U.S sono dengan merajai box-office dengan perolehan 4 kali lipat dari saingan terdekatnya, thriller Boogeyman. Agaknya nama Will Smith memang masih menjadi jaminan. Film baru lainnya, Pooh's Heffalump Movie tidak akan gw bahas mendalam di sini. Toh, dia cuma another Winnie the Pooh's cartoon, yang mungkin hanya memuaskan penonton anak-anak atau hardcore fans dari Winnie the Pooh. And i was neither.

Later this week, we see Because of Winn-Dixie, Constantine, dan Son of the Mask. Dari forum-forum, gw bisa menyimpulkan penonton Indonesia really anticipating Constantine, sebuah adaptasi komik tentang seorang anti-hero, John Constantine yang diperanin oleh Keanu Reeves. Well, i didn't like Keanu Reeves at all. Tapi trailernya kelihatannya cukup menjanjikan. Film ini juga sudah masuk di Indonesia (http://www.21cineplex.com) meskipun tampaknya baru akan midnight pada tanggal 26 Februari nanti.

Tentu masih ingat sama The Mask, film konyol (yet another adaptation of comic) yang diperanin oleh Jim Carrey. Son of the Mask cukup punya kualifikasi untuk disebut sebagai sekuel-nya. Sesuai judulnya, The Mask diceritakan punya 'anak'. Bagaimana alur logisnya, gw sendiri pun masih meraba dalam gelap. Because of Winn-Dixie adalah satu lagi adaptasi dari cerita yang diangkat ke film. Dan itu melengkapi 100% film adaptasi yang akan dirilis minggu ini. Bercerita tentang persahabatan seorang gadis cilik dengan seekor anjing yang ia temukan terlantar di sebuah supermarket. Dari tema-nya tentu saja ini akan menjadi sebuah film keluarga yang bakal mengharu biru. Apalagi tokohnya seorang gadis cilik (7-10 yrs old) dan seekor binatang.

From the Screening Log:

Screening Log hanya melihat tiga film minggu ini meskipun ada libur selama lima hari. Assault on Precinct 13 versi asli. Sesuai kebiasaan, gw mencoba untuk menonton atau membaca karya asli dari sebuah film yang diangkat sebagai remake atau adaptasi darinya. Dan karena di tahun 2005 ini, film Assault on Precinct 13 di-remake, maka gw mencari dan kemudian menonton film aslinya. As expected, filmnya lame, tapi kasar. Austin Stoker sebagai tokoh utama anti-hero di film ini tampil luar biasa. Dan suasananya, feelsnya juga dapet. Mencekam. Walaupun adegan penyerbuannya sangat bapuk (wajar mengingat ini film dibuat tahun 70-an), satu hal yang membuat gw kagum adalah adegan aksinya yang kasar tanpa koreografi. Tidak wah, bahkan mungkin bisa ditertawakan tapi tetap memberikan nuansa indah yang unik. Body count: 6 Police Officers, 1 Telephone Service-Man, 2 Convicts, 1 Civillian, 40-50 Thugs.

Jackie Brown. Gw pernah menyinggung film ini sebelumnya. Dan memang, ini adalah kali ketiga gw nonton film ini. Filmnya lambat, dan lama (dua setengah jam) tapi tidak membuat gw mengantuk. Dialog-dialog khas Tarantino, karakter-karakter yang lovable (si gila Samuel L.Jackson, si misterius Robert Forster, si dungu Robert De Niro, si penggoda Bridget Fonda, si ambisius Michael Keaton, dan tentu saja si cerdas Pam Grier) dimainkan tanpa cela oleh para aktor-aktrisnya. Dibuka dengan dialog tidak penting (sekali lagi, ciri khas Tarantino) tentang macam-macam senjata oleh Samuel L.Jackson, yang paling menarik dari film ini adalah tidak ada karakter yang under-developed. Semuanya (bahkan Bridget Fonda yang nyaris sepanjang film memakai bikini) di bangun dengan serius oleh QT. Dan ini yang membuat film ini sangat-sangat menarik dan tidak membosankan buat gw, and clearly it was QT's best shot meskipun tidak sukses. Body count: 4.

Shark Tale. Semenjak pertama kali film ini keluar, gw tidak mengharapkan banyak dari film ini. Pertama, desain karakter-nya yang sama sekali tidak lucu dan kedua, review-review yang tidak sanggup mengangkat popularitas film ini, dan ketiga, Finding Nemo. Ya, karena dihajar cukup telak oleh Finding Nemo dan sama-sama membawa dunia bawah laut. Ekspetasi gw menjadi kenyataan, selain parodi dari film-film dewasa yang sudah berumur (gw yakin kalian juta sedikit mengetahuinya :)) seperti Scarface, Appocalypse Now, Godfather, The Untouchables, Jaws, Seabiscuit, sampai Titanic (lukisan Kate Winslet), nyaris tidak ada yang menarik dari film ini. Bahkan cameo-cameo dan soundtrack yang catchy tidak sanggup melegakan kepenatan gw akibat terlalu bosan sama film ini. Penyelesaian masalahnya terlalu sederhana. Simple talks, (bla bla bla and everybody's happy) dan tema yang sedikit 'dewasa', film ini malah jatuh di kebingungan antara menjadi film yang menarik penonton dewasa (which is not) atau film untuk anak-anak (which is definitely not). Gw menilai, bisa atau tidaknya seseorang menikmati film ini diukur dengan bisa atau tidaknya mereka menemukan referensi terhadap film-film klasik dewasa yang diparodiin di film ini.