Tuesday, February 22, 2005

Screening Log Column #7

Babblings:

I didn't see much movies last week, i was so drawn to Stephen King's 1400 pages epic "The Stand". Man! How i love the book already, even though that i've read only half of it and had a pretty good hunch of how the book will ends -- if you had read many Stephen King's, you would be able to see the pattern in which he ends the book. "The Stand" was supposedly become one of the most known work by Stephen King that it published twice, with the latter being 400 pages thicker. What i love the most about the book is that he didn't hesitate to wipe out the entire U.S. of A. population as in the first 300 pages or so there are many deaths and blood spilled all over country. The best scene, so far, was when the army wipe out the entire student that doing some protest at their campus. They didn't gave the warning shot for that matters, what they did was "shoot to kill" and how they had killed hundreds maybe thousands in that scene only. I was trembling wildly when i read the scene, as i could easily put myself among those student that flies around like bugs before the full-metal-jacket piercing bullets incapitated their bodies, and sent them to whatever fate wait them in the next world.

Weekend U.S Box Office (Feb 18 - 20):
#. - Title - Weekend Gross - Cumulative Gross
1. - Hitch - US$ 36.5 mills - US$ 94.8 mills
2. - Constantine - US$ 34.6 mills - US$ 34.6 mills
3. - Because of Winn-Dixie - US$ 13.2 mills - US$ 13.2 mills
4. - Son of the Mask - US$ 10.1 mills - US$ 10.1 mills
5. - Are We There Yet? - US$ 8.1 mills - US$ 71.1 mills
6. - Million Dollar Baby - US$ 7.7 mills - US$ 55.2 mills
7. - Boogeyman - US$ 6 mills - US$ 41.6 mills
8. - Pooh's Heffalump Movie - US$ 5.4 mills - US$ 12.6 mills
9. - The Aviator - US$ 5.04 mills - US$ 88.9 mills
10. - Sideways - US$ 4.9 mills - US$ 59.1 mills

Terbukti sudah, Will Smith punya daya tarik lebih dibanding si Neo - ups, Keanu Reeves. Film terbarunya Neo - ups, Keanu Reeves - Constantine tidak mampu menggeser Hitch meskipun marginnya relatif tipis. Ada beberapa hal yang menarik tentang Constantine. Pertama, film ini tampil duluan di Indonesia - pasti karena faktor Neo-nya. Kedua, hari Sabtu yang lalu, di jalan, gw menemukan banyak hal yang membuat gw semakin ndak suka sama Neo - ups, ah, kali ini tidak salah, kok. Di bus-way, ketika gw lewat di depan GM 21, sepasang mudi-mudi mengomentari film itu, "Ah! Kayak Matrix!".. ah, glad that anyone notice. Di Glodok, ada cewek yang memegang secarik kertas terus nanya ke setiap orang yang kelihatannya seperti penjual DVD bajakan. Gw sempat mengintip kertas itu dan ternyata, di atas kertas itu tertulis Constantine. Hal ini membuat gw berpikir, apa iya, si Neo ini - ups, Keanu Reeves - begitu terkenal di Indonesia sehingga filmnya mendapat kehormatan khusus untuk tampil duluan dari pada di negeri asalnya sono? Tak habis pikir, padahal menurut gw si Neo ini - ups, Keanu Reeves - boleh dibilang dalam kelas kualitas yang sama dengan Steven Seagal. Come to think of it, di 21 juga lagi diputer satu filmnya Steven Seagal.. ha.. ha.. ha.. Dua film baru berikutnya, tidak ada yang menarik gw selain bahwa Because of Winn-Dixie mendapat review yang lebih baik dari Constantine, dan Son of the Mask sekuel The Mask, memang sesuai yang diprediksikan bakal jelek. Gw sudah lihat trailernya Son of the Mask, and despite the cute CGI-ed dog that appears on the trailer, i have no interest at all to see this movie anytime soon.

Di luar kebiasaan, gw akan mosting upcoming, later this week movie release sampai pertengahan minggu ini.. gosh! i'm so tired.

From the Screening Log:

A day with Ms.Portman. Minggu ini Screening Log menonton film-film yang diperani oleh aktris favorit Screening Log, untuk saat ini: Natalie Portman.
Leon the Professional Film pertama Luc Besson yang di-shot di Amerika. Tentang seorang hit-man profesional, Leon (Jean Reno) yang by-chance terlibat dengan seorang tetangganya, gadis 12 tahun, Mathilda (Natalie Portman). I love the movie as much as when i had watched it for the first time years ago. Untuk Portman sendiri, this little girl had caught my eye back then and again that night as she act very convincingly of a little girl who came from the very dysfunctional family. Sentral dari film ini buat gw bukan aksi-nya yang sebenarnya sangat lumayan tapi akan hubungan Leon - Mathilda. Mathilda adalah seorang gadis kecil 12 tahun yang sudah mengalami terlalu banyak tragedi sepanjang hidupnya yang singkat itu. Dan ini membuatnya terlihat lebih kuat dari karakter Leon di film ini. Juga bagaimana akhirnya Mathilda, civilized the professional hit-man. Filmnya diambil di New York, tapi seandainya gw ga tahu fakta ini, gw bakal mengira kalau filmnya diambil di Eropa. Luc Besson somehow able to find Paris in Manhattan. This was the movie that in my short-list, bound to become a classic.

Garden State. Overrated. Terus terang gw bingung kenapa film ini mendapat kritik yang bagus, banyak yang suka, dan sempat-sempatnya membuat Sundance Film Festival 'bergerak'. Ceritanya tentang seorang 20-something loser, fully medicated, punya masalah komunikasi dengan keluarganya yang menyebabkan ia tidak pulang selama 9 tahun, sampai ketika ibunya meninggal. Dan ketika ia pulang ke rumah, dia menemukan dirinya kembali dan cintanya, Sam (Natalie Portman). Ah, i've seen the movie like that. Yes, i've seen it somewhere. Ini merupakan film feature pertama dari Zach Braff yang juga aktor utama, dan juga penulisnya. Cukup bisa dimengerti kenapa film ini hambar karena memang susah berdiri di atas tiga tempat sekaligus sementara kaki kita cuma ada dua. Buat gw yang menyelamatkan film ini cuma Natalie Portman yang tampil sangat menyenangkan di sini meskipun di beberapa scene gw juga merasa bosan dengan 'akting'-nya yang sungguh kentara. Karakter Zach Braff sendiri gagal menarik simpati gw. Bagi gw dia cuma seorang loser yang setiap waktu selalu mengeluh bahwa dirinya selalu depresi demi mendapat simpati dari orang-orang disekelilingnya. Bah. Mungkin kalau ia sedikit lebih berusaha untuk menjadi lebih baik, gw akan bersimpati. Tapi ini? tidak. Sama sekali tidak. Bahkan gw merasa tidak adil seandainya Sam pada akhirnya memberikan cintanya padanya. Stupid. Well, Mandy Moore once say that "Cupid is stupid". So i guess, the film was forgivable.

Closer. Premisenya menyebutkan bahwa inilah gambaran relationship yang modern. Jika memang demikian, man, what a terrifying modern world. Okay, passage berikut ini murni merupakan subyektifitas gw terhadap apa yang diusung oleh film ini. Gw merasa muak, sekaligus sedih ketika karakter Jude Law mengatakan pada karakter Clive Owen, "apa bedanya kita dengan binatang?". Ironis. Soalnya gw melihat setiap karakter di film yang minim ini (minim karena bintang-nya, yang ngomong lebih dari dua baris dialog hanya ada empat, Julia Roberts, Jude Law, Clive Owen, Natalie Portman) tak lebih dari binatang di film ini. Seenak perutnya gonta-ganti pasangan, melakukan seks bebas, by golly, dont they know that Adam and Eve were condemned from Heaven by the very same sin that they had been doing so casually, even as casual as a rooster who puts its privy to every hen he found interesting. Jeez. Subjectivity ends here. Terlepas dari itu, Mike Nichols, sutradara yang memang film-filmnya ngurek-ngurek buruknya moral manusia, cukup berhasil di film ini. Lihat saja, film ini sekilas mengusung nama "cinta" tapi tidak ada esensi "cinta" di film ini yang ada hanya "power". Siapa yang kuat, dia yang menang. Oh wait, yes! you're an animal!. Siapa yang tahu kelemahan lawannya, dialah yang kemudian berkuasa atas orang itu. Sangat-sangat berhasil dalam mengangkat isu tersebut, dan mungkin walaupun karakter-karakternya terlalu sinis, terlalu menyindir, tapi boleh jadi itu mungkin bagian dari realita, bagian dari moral manusia yang mau diejek oleh Mike Nichols dan kru-nya. Pun aktor-aktris-nya juga tampil sangat luar biasa, Julia Roberts bukan tampil sebagai bintang (seperti di Ocean's Twelve misalnya) tapi lebih sebagai aktris, Natalie Portman dalam apa yang sering disebut sebagai film dewasa pertamanya, tampil jujur, Jude Law? biasa, i've found that this guy had played in way too many movies that he turns out flat. Tapi yang benar-benar overshadowed the other was Clive Owen. Sulit dipercaya kalau dia dulu maen di King Arthur. All in all, Closer adalah film dewasa bukan dari adegan tapi dari dialog-dialog jujur dan kasar yang ber-rating "R". It also has the most memorable ending shot in 2004. Dan mind you, ini sama sekali bukan film yang bisa dinikmati kalau nontonnya sama orang lain (dengan kata lain, nonton film ini musti sendiri). I found myself, thinking about this movie. Even now.