Monday, February 07, 2005

Screening Log Column #5

Babblings:

Writing is a damn full time job. Tidak seperti menulis jurnal semacam ini yang bisa gw tulis sambil lalu, nulis fiksi bener-bener butuh konsentrasi dan suasana yang tepat dan buat gw, suasana yang tepat adalah suasana yang tenang, tanpa ada suara apa pun selain inspirasi gw yang membalik-balik cerita di benak gw. If you see me now, gw lebih sering menutup pintu kamar gw, bahkan menguncinya. Padahal sebelumnya, jam tiga pagi pun pintu kamar gw selalu terbuka untuk menerima 'tamu'.

So, chapter one is up.
Chapter 01.

Mind you, chapter satu di atas inspirasinya baru datang hari Sabtu kemaren. The original chapter one was pushed back to chapter three after I added two chapters as a prelude. Gw udah dapet topik permasalahannya, karakter-karakter protagonisnya. Cuman masalahnya gw masih belum bisa menentukan bagaimana karakter-karakter protagonisnya menyelesaikan masalahnya. Ah, it will kicked in sometime soon, .. i hope ..

Weekend U.S Box Office (Feb 4 - 6):
#. - Title - Weekend Gross - Cumulative Gross
1. - Boogeyman - US$ 19.5 mills - US$ 19.5 mills
2. - The Wedding Date - US$ 11 mills - US$ 11 mills
3. - Are We There Yet? - US$ 10.4 mils - US$ 51.05 mills
4. - Hide and Seek - US$ 8.9 mills - US$ 35.7 mills
5. - Million Dollar Baby - US$ 8.77 mills - US$ 34.6 mills
6. - The Aviator - US$ 5.44 mills - US$ 75.9 mills
7. - Meet the Fockers - US$ 5 mills - US$ 265.3 mills
8. - Sideways - US$ 4.8 mills - US$ 46.8 mills
9. - Racing Stripes - US$ 4.42 mills - US$ 40.5 mills
10. - Coach Carter - US$ 4 mills - US$ 59.5 mills

Minggu ini, Amerika disibukkan dengan Superbowl. Tapi, thriller 7 juta dolar Boogeyman berhasil meraih 19 juta dolar dari opening weekend-nya. Bersama film baru lainnya, The Wedding Date yang terang-terang ditujukan ke penonton cewe berhasil merajai dua besar box-office minggu ini. Jawara minggu lalu, Hide and Seek malah turun ke peringkat ke-4.

Later this week, two movies shall be up. Hitch, featuring Will Smith as a matchmaker. Dan satu lagi Pooh's Heffalump Movie. Nothing interesting in the movie except that every citizen of Hundred Acre Wood participating in it. Ada satu lagi film yang sudah dinikmati di Indonesia tapi dibuka secara limited di U.S sono, spin-off dari Jane Austen's Pride and Prejudice, Bride and Prejudice. Tapi karena kolom ini spesifik untuk film-film rilis wide, I shall let it slide for another screening session.

From the Screening Log:

Minggu Oscar. Oh yeah, Screening Log memulai minggu ini dengan film thriller standar, The Forgotten . Tentang seorang ibu (Julianne Moore) yang percaya bahwa anaknya masih hidup sementara orang-orang disekitarnya tidak ada yang ingat bahwa si ibu ini pernah punya anak. Instingnya sebagai ibu tidak mau menyerah begitu saja dan ia mencari kebenaran tentang anaknya sampai ketika ia dihadapkan pada kenyataan yang mengejutkan. Julianne Moore tidak cukup menarik dan tidak cukup meyakinkan sebagai seorang ibu yang percaya bahwa anaknya masih hidup. Dan mungkin itu yang membuat film ini tidak sebagus dan semenarik yang disodorkan oleh premisenya. Kenyataannya juga terlalu sci-fi untuk bisa dijelaskan dalam waktu 10 menit.

Empat film berikutnya, Screening Log menyaksikan film-film yang punya nominasi di Oscar. Dimulai dari Ray . Film semi biografi tentang Ray Charles Robinson ini segera menjadi film favorit gw. Dengan musik R&B yang kental (i love R&Bs), film yang panjangnya nyaris dua setengah jam ini menarik untuk diikuti. Terlepas dari kecenderungan screen-writer-nya untuk menulis film ini dengan penyesuaian terhadap diskografi-nya Ray, sejak awal konsentrasi gw memang sudah terpaku pada Jamie Foxx. After all, he had a Golden Globe award on this movie and a serious contender for the Academy next February 27th. And he delivers.. o yea, he delivers. Potret-nya sebagai seorang jenius musik dengan segala keterbatasan fisiknya sungguh menarik dan meyakinkan untuk disimak. Terlebih lagi, tidak seperti orang-orang buta yang dipotretkan oleh sinetron-sinetron Indonesia, Ray Charles sama sekali bukan orang suci. Di satu titik, dia bahkan mengolok-olok Tuhan. Jamie Foxx is definitely a center of attention here. Tapi, tak urung gw juga suka penampilan nyokap-nya Ray kecil - walaupun ia tampil di beberapa adegan kecil - yang bener-bener convincing dan menyedihkan. If you love good drama and good R&B's, watch it.

Next, Being Julia, featuring Annette Bening sebagai nominasi Oscar untuk aktris terbaik favorit. Bersetting di London tahun 1930-an, Julia adalah aktris teater yang paling populer saat itu. Filmnya sendiri jelas dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, 50 menit pertama bener-bener boring luar biasa. Menceritakan kisah Julia yang merasa bosan dengan kehidupannya sebagai aktris teater dan memutuskan untuk berhenti saja sampai ia berkenalan dengan seorang pemuda Amerika (a gold-digger, if you familliar with the term) dan dari dia ia menemukan seks dan inspirasi yang membuatnya memberikan penampilan terbaik di teater dan jatuh cinta kembali kepada teater. Suaminya, seorang produser teater mengetahui affair tersebut tapi ia tidak peduli selama istrinya bisa tetap menampilkan penampilan terbaik di teater. Kalau tidak karena Annette Benning yang so gay and so fun to watch, gw udah pasti tertidur karena bosan. Tapi, bagian keduanya, 45 menit terakhir, was sooo powerful. Ketika pemuda Amerika selingkuhan Julia tidak lagi tertarik kepada Julia dan justru malah merekomednasikan aktris muda kekasihnya untuk bermain di drama terbaru Julia. Di luar dugaan, Julia merekomendasikan aktris muda tersebut ke suaminya - aktris muda yang ini ternyata juga berselingkuh dengan suaminya - untuk dimasukkan ke drama terbaru mereka. Dan kemudian, Julia membalaskan dendamya kepada semua orang di stage terakhir, pementasan terakhir dari Being Julia. Annette Bening has all the spotlight in the movie.

After that, Finding Neverland . Drama romantis, sedikit fantastis tentang J.M Barrie, the man behing Peter Pan. J.M Barrie (Jhonny Depp) adalah seorang penulis teater (gosh.. another theatre?) yang sedang berada di titik terendah karirnya. Sampai ketika ia bertemu dengan seorang janda, Sylvia Davies (Kate Winslet) dengan keempat anak laki-lakinya. Segera Barrie menjadi paman favorit dari keempat anak tadi, dan sepanjang petualangan mereka, J.M Barrie mendapat inspirasi untuk kemudian ia tuangkan di sebuah teater paling terkenal dari Barrie, "Peter Pan". Ceritanya indah, dengan perpaduan antara fiksi (Neverland) dan realita yang walaupun sedikit tersendat tetap menarik. Jhonny Depp tidak seflamboyan ketika di Pirates tapi tetap memberikan energi yang luar biasa dari penampilannya. Dan Kate Winslet tampil kuat seperti biasanya (she's a good actress, really good). Walaupun fakta-fakta yang merupakan aib bagi Barrie disembunyikan (isunya, Barrie adalah seorang pedofil), "Finding Neverland" tampil sebagai cerita yang "safe", nggak berlebihan, dan cukup punya emosi antara drama, fantasi, sampai tragedi. Tidak ada yang kurang di film ini, meskipun juga tidak ada yang lebih dari film ini.

The last one, Million Dollar Baby . Film ini nyaris sama seperti Rocky, jika tidak ada twist di menit ke-93. Seperti Rocky, Million Dollar Baby menitik beratkan pada Maggie Fitzgerald (Hillary Swank) seorang wanita berumur 30 tahun-an yang ingin bertinju. Dia menginginkan Frankie (Clint Eastwood) untuk menjadi manajer dan pelatihnya. Frankie sendiri adalah seorang manajer yang 'safe'. Dia terlalu concern kepada petinjunya sehingga jarang mengambil resiko untuk mengadu petinjunya dengan juara dunia karena ia khawatir akan berakibat buruk untuk petinjunya. Hal ini membuat ia ditinggalkan oleh petinju-petinju asuhannya yang justru menjadi juara dunia. Pada awalnya, Frankie tidak mau melatih Maggie. "I dont train girls". Tapi, dedikasi Maggie lama-lama menggerakkan Frankie dan kemudian jadilah Maggie seorang petinju wanita yang ganas. I leave the twist for you to enjoy. Filmnya lumayan bagus, lepas dari fakta bahwa "i'm a sucker for a sport movie", kalau dibandingin sama Rocky (yang menang Oscar di tahun 1970-an), Million Dollar Baby buat gw jauh lebih gelap, lebih kelam dan lebih bagus tentu.

Sebelumnya, gw menjagokan Hillary Swank untuk meraih Oscar Aktris Utama terbaik. Tapi setelah melihat Being Julia dan Million Dollar Baby, gw sekarang menjagokan Annette Bening. Alasannya, jika di Million Dollar Baby, gw lebih tertarik kepada bagaimana cerita membawa karakter Hillary Swank, di Being Julia gw lebih tertarik kepada bagaiaman karakter Annette Bening membawa cerita. Dari situ sendiri sudah bisa disimpulkan siapa yang menjadi center-of-attention dan siapa yang lebih bisa membawakan tanggung-jawab untuk mengantarkan cerita. Lagipula di Million Dollar Baby, cerita tidak melulu berkonsentrasi pada Maggie. Ada banyak side-story, cerita si tua Morgan Freeman, cerita si Frankie dengan putrinya, cerita si Maggie dengan keluarganya, dan cerita tentang seorang petinju bernama Danger. Intinya Hillary Swank tidak melulu mendapat spotlight di Million Dollar Baby. Beda sama Annette Bening di Being Julia.

So, that's a wrap. Tinggal nonton The Aviator sama Sideways.