Wednesday, March 30, 2005

The Machinist (2004)

Spain, 2004
Cast: Christian Bale, Jennifer Jason Leigh, Aitana Sanchez-Gijon, John Sharian, Michael Ironside
Director: Brad Anderson
Film ini (agak) mirip sama: Fight Club, Insomnia, Memento
My Rating: *** 1/2 / ****

Satu lagi film yang under-rated, in a sense that it doesn't had much attention from the box-office theaters circulation, but it was one of the best, if not THE best itself, thriller of the year.

"I haven't slept in a year"
Trevor Reznik (Bale), seorang buruh pabrik biasa, hidupnya menyedihkan, dia purposedly menjauh dari lingkaran teman-teman pekerjanya meski teman-temannya sering mengajak dia untuk maen kartu dan semacamnya. Dia hanya memiliki dua teman, itupun kalau bisa disebut sebagai teman. Seorang pelayan di restoran bandara, Marie (Sanchez-Gijon) yang sering ia kunjungi tiap malam, dan seorang pelacur langganannya, Selvie (Leigh) yang gradually regards him more than just a mere customer.

Penampilan Reznik juga sangat menyedihkan, dia bagaikan tengkorak hidup, definisi paling tepat untuk kata "tulang berbalut kulit", dan suatu ketika ia mengaku kepada Selvie bahwa "I haven't slept in a year" yang disambut dengan tawa oleh Selvie untuk kemudian diikuti dengan diam tiba-tiba yang menunjukkan bahwa ia tahu Reznik berkata jujur.

Reznik menderita insomnia akut, terlihat jelas dari penampilan fisiknya yang sudah seperti seorang junkie yang tersesat di ladang ganja seluas benua Amerika. Tidak ada kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi Reznik secara fisik. He's way beyond exhaustion.

Ke-tidak-mampuannya untuk tidur perlahan-lahan mempengaruhinya secara mental. He's began to see things, terrible things happened around him, dimulai ketika salah seorang teman pekerjanya kehilangan lengan-nya akibat kecelakaan yang lahir karena kecerobohannya. Dia mulai melihat sesosok manusia misterius, tulisan-tulisan di post-it yang ia tidak tahu menahu, kulkas yang berdarah-darah, dan seterusnya. Sebisa mungkin dia mencoba menggelar misteri yang melingkupinya, mempelajarinya, begitu juga dengan kita, penonton, yang nyaris paralel dengan Reznik dalam memahami apa yang sesungguhnya terjadi dengan dirinya.

Thriller Yang Tetap Menarik Meski Rahasianya Tertebak
Sebagai penggemar cerita-cerita Stephen King, rasanya tidak berlebihan jika gw bisa menebak kunci dari misteri yang melingkupi Reznik sebelum film-nya sendiri secara eksplisit memberitahukannya kepada penonton. Gw rasa kunci misterinya juga tidak terlalu susah untuk ditebak. Tapi walaupun begitu, walaupun sudah tertebak way before it comes to an end, actually it matters little. Karena apa yang menjadi daya tarik (paling nggak buat gw) adalah substansi dari misteri itu sendiri, yang mengalahkan sisi curiousness yang ditimbulkan olehnya. Jadi begitu curiosity gw terpuaskan, gw tidak lantas meninggalkan film untuk ke kamar mandi, atau beli mi goreng di warung Ani, tapi terus duduk sampai film berakhir karena substansi-nya belum terperas sepenuhnya.

Christian Bale is (not) Bruce Wayne
Mungkin kenyataan bahwa gw bisa relate dengan si Reznik ini yang membuat gw senang sama film ini. Hal ini tentu juga didongkrak oleh penampilan luar biasa Christian Bale (yang summer ini tampil macho dan berotot di Batman Begins) yang menguruskan tubuhnya sampai benar-benar kurus, sampai gw ga percaya bahwa ini adalah Christian Bale, kabarnya dia diet ketat (satu kaleng Tuna dan satu Apel sehari!) untuk total dalam film ini, dan hasilnya memang luar biasa. Ada temen gw yang terkaget-kaget tak percaya dan memprediksi bahwa Batman Begins akan jeblok ketika gw beritahu bahwa si Christian Bale ini yang akan jadi Bruce Wayne. Haw haw, gw ketawa, gw sebagai penggemar Batman, malah justru yakin bahwa hadirnya Nolan dan Bale akan membawa Batman terbang lebih tinggi daripada Spider-Man 2, bahkan Superman!. Alasannya? Bale baca komiknya. Konyol? mungkin, tapi gw belum terbukti salah sampai nanti ketika Batman Begins keluar dari Batcave dan muncul di bioskop. Dan baru kita bisa lihat siapa yang tertawa terakhir.

Satu lagi adalah bagaimana si sutradara mempermainkan warna di film ini (gw ga tahu metode-nya) sampai nyaris seperti monokrom. Bukan saja dia mengamplifikasi kondisi mental Reznik yang menyedihkan, tapi juga mampu membawa gw ke semestanya, ikut mengorbit mengitari claustropobhia dan insomnia milik Reznik.

And last but not the least, gw suka sama pembuat film ini yang tidak semena-mena mencurangi penonton seperti banyak film thriller lainnya dengan memasukkan twist yang tiba-tiba muncul dan tidak masuk akal. Semua twist, alur (tidak atau sedikit) rumit yang dibeberkan dari awal film terurai rapih tanpa ada benang tambahan yang entah dari mana asalnya. Semuanya benar-benar memuaskan, mungkin bisa dibayangkan kalau ternyata tiba-tiba si tokoh misterius yang menganggu kehidupan Reznik adalah seorang alien!, duh! ga banget!. Seperti puzzle, semua keping ada dan ditaruh di tempat yang benar, tidak ada keping yang tiba-tiba muncul sesaat sebelumnya puzzle-nya selesai.

Dan pada akhirnya, menemani rasa puas penonton, Trevor Reznik secara sederhana menutup film dengan kalimat redemption yang menyenangkan, "I just wanted to sleep". Sesederhana itu, dan kita pun tahu kalau si Reznik membutuhkannya dan berhak untuk mendapatkannya.

Forethought: Or Why Do I Hate Most Women Actresses
Sedikit maen gender, tidak untuk ditanggapi serius :). Gw heran, kenapa Charlize Theron (Monster) dan Nicole Kidman (The Hours) bisa meraih Oscar dengan degenerasi fisik yang ia tampilkan sementara Christian Bale di film ini yang lebih total, lebih sadis, dan lebih meyakinkan (degenarasi fisik-nya) daripada kedua aktris di atas sama sekali tidak dilirik Oscar. Bahkan gw bisa dengan pongahnya bilang apa yang Charlize Theron lakukan tidak ada seujung kuku dari pada apa yang dilakukan Christian Bale di film ini (satu kaleng tuna dan satu apel! Bayangkan itu!). Tidak adil. Sama halnya seperti Protege Corp yang menang mulu sama Versacorp di Apprentice season 1. Tidak adil.

Footnote
Tidak ada Column untuk edisi ini, agak males. Ternyata memang (jauh) lebih enak nulis pemikiran sendiri daripada ngumpulin berita untuk ditulis kembali.