United States, 2005
Cast: Christian Bale, Michael Caine, Liam Neeson, Morgan Freeman, Katie Holmes
Director: Christopher Nolan
My Rating: **** / ****
Superhero yang lain minggir dulu, Batman sudah datang! Tidak lagi sebagai Cape Crusader, pahlawan bertopeng hingar bingar, tapi sebagai imej aslinya Dark Night yang cuma beraksi kalau malam dan menurut gw, secara psikis paling dekat dengan penjahat sehingga sewaktu-waktu (paling tidak sudah dieksploit di komiknya) bisa dengan mudah menjadi seorang penjahat.
Bukan Prekuel!
Banyak yang beranggapan bahwa Batman Begins ikut2an trend dengan membuatnya sebagai sebuah prekuel dari serial film yang dimulai oleh Burton di thn 1989. Tapi, Warner Bros. ternyata memang mematikan franchise Batman yang telah sukses dihina oleh Joel Schumacher lewat Batman & Robin (duh! horrendeous! kostum Batman dan Robin-nya berputing!). Boleh dibilang franchise Batman yang sudah menghasilkan 4 film sebelumnya di-reboot dan dimulai dari awal sebagai Batman Begins.
And in my opinion, film ini gw sebut sebagai film superhero terbaik yang pernah dibuat. Spider-Man? X-Men? they're not good enough. Dan gw punya James Berardinelli, Roger Ebert yang mem-back-up opini gw. This was indeed the best superhero-narrative.
Where it all begins
Film Batman Begins berada di ekstrem yang jauh berbeda dengan film Batman sebelumnya (utamanya, dua film Batman karya Joel Schumacher, Batman Forever dan Batman & Robin). Di film2 Batman tersebut kita disuguhi banyak aksi-aksi hi-tech yang memang jadi spesialisasinya Batman dengan porsi CGI yang sangat besar. Namun di Batman Begins, Chris Nolan meminimkan penggunaan CGI sehingga semuanya terlihat sangat natural. Jangan harap melihat Batman berseliweran di kota Gotham selayaknya Spider-Man mengitari gedung-gedung kota New York. Acap kali Batman digambarkan oleh Chris Nolan cuma sebagai sekelebatan bayangan hitam saja. Dan itu memang esensi Batman. Stealth, musuh yang tak terlihat adalah musuh yang paling mengerikan. Ada alasannya dia memakai kostum hitam dan hanya beroperasi di malam hari. Jadi kalau kita tarik kembali ingatan kita ke dua film Batman sebelumnya, kehadiran Batman selalu disertai dengan kemeriahan yang mencoreng esensi Batman sebagai Dark Knight. Sementara di Batman Begins, kehadiran Batman nyaris seperti Jaelangkung. Datang tak diundang, pergi tak diantar. Bwet, bwet.
Sebagai awal dari sebuah franchise, Batman tidak langsung muncul sebagai Dark Knight. Kita melihatnya selama beberapa puluh menit awal sebagai Bruce Wayne yang menyaksikan ayah ibunya mati ditembak garong lokal pas masih berumur 8 tahun, dan kemudian kembali jadi Batman 20 tahun kemudian. Menit-menit awal menceritakan apa yang dilakukan Bruce selama rentang waktu tersebut. Kita melihat Bruce di penjara Cina 'berlatih' menghadapi tujuh orang napi, bertemu dengan Henri Ducard (Liam Neeson), Ra's Al-Ghul (Ken Watanabe) tokoh2 misterius yang punya pengaruh sangat besar di dunia DC. Bahkan Ra's Al-Ghul, walau tidak diceritakan di filmnya, adalah seorang immortal yang originnya bisa dilacak sampai jaman Neanderthal. Dia yang menyebabkan Konstantin dan Roma runtuh, dia yang berada dibalik kedigdayaan Jenghis Khan. Pokoknya setiap kejadian penting dunia selalu ada Ra's Al-Ghul yang berada di belakangnya. Dan di sini, dia juga berada di belakang transformasi Bruce Wayne - Batman.
Selain itu, semua terminologi yang bakal muncul di film-film Batman berikutnya (remember, it's not a prekuel, it's a brand-new franchise), seperti penjara bagi penjahat-penjahat Gotham, Arkham Asylum, pembangunan Bat-Cave, siapa orang-orang yang ada dibelakang Batman, siapa yang membangun teknologi yang dipakai oleh Batman termasuk Bat-Mobile, Bat-arang, sabuk-nya yang terkenal itu, dan Pak Gordon, polisi yang nantinya juga berperan besar dalam salah satu episode terkelam Batman (kalau dijadikan film mungkin bakal ada di film ke-4). Pendeknya inti dari film ini adalah Begins. Dimana semua hal yang berkaitan dengan Batman dimulai dari awal.
Why this film was best
Christian Bale itu buat gw kaya Daniel Day-Lewis. Aktor yang bagus, tapi masih idealis. Dia pilih-pilih peran dan totalitas-nya bener-bener luar biasa. Ketika maen di The Machinist (bisa ditemukan juga di sini), dia menurunkan berat badan sampai hanya tinggal walking-stick. Tapi kemudian segera setelahnya, di film Batman, dia naik 85 pon seperti terlihat di gambar. Bahkan lawan maennya saja meragukan apakah ia tidak terlalu kurus untuk menjadi Batman ketika mereka pertama kali melihatnya. Tapi pada akhirnya, totalitas keprofresionalannya berbicara. Pemeran Batman sebelumnya, Keaton, Kilmer, Clown-ey (baca; Clooney), dibantu oleh kostum untuk terlihat lebih berotot. Tapi buat Bale, dia sudah terlihat seperti Batman dengan bertelanjang dada seperti di samping.
Selain itu, perannya sebagai Bruce Wayne juga arguably the best. Dalam kisah Batman, Bruce Wayne adalah alter-ego dari Batman. Not the other way around. Dia harus bertingkah seperti seorang spoiled-rich-bachelor-guy ketika dia menanggalkan kostum-nya. Clown-ey sebenernya juga cukup punya kualifikasi menjadi seorang Bruce Wayne. Masalahnya, Clown-ey tidak berakting sebagai Bruce Wayne. Tapi dia secara alamiah adalah Bruce Wayne, sehingga tidak seperti Bale, dia tidak perlu berpura-pura bersikap sebagai seorang multi-milyuner. Sedangkan Bale paham betul bahwa sejatinya Batman adalah Batman dan Bruce Wayne adalah topeng dari Batman.
Aktor-aktor (gw tidak menyebut aktris) yang mendukung Batman juga tidak ada yang mengecewakan. Michael Caine, one of the best actor out there, meskipun sedikit terlalu gemuk untuk Alfred, tetep keren. Morgan Freeman (Lucius Fox), who would've doubt on him?. Liam Neeson (Ducard) yang untuk kesekian kalinya menjadi seorang mentor. Gary Oldman (Gordon) yang menyeberang menjadi sosok protagonis yang penampilannya membuat kita berpikir apa benar ia se'bersih' itu? (tunggu saja di film ke-4, *wink), dan tentu saja si Cillian Murphy penjahat kita, yang mmmhhhh.. cocok sekali menjadi seorang Scarecrow. Satu-satunya miss buat gw adalah Katie Holmes. Kehadirannya serasa tidak diperlukan. Entah dia itu sebagai "love interest"-nya Bruce Wayne / Batman yang meski demikian cuma evident di sepuluh menit terakhir (which is a relieve, since we only see the Hollywoodian kiss right on the end of the movie where everything has cooled down) tidak berhasil. Tidak ada chemistry cinta antara Bale dan Holmes sehingga tidak berhasil (sekali lagi untungnya cuma di sepuluh menit terakhir). Atau mungkin sebagai motivator dari Batman, yang juga sebenernya kurang, soalnya Batman gw lihat tidak butuh motivator. Di film ini, Gotham sudah jadi alasan dan motivasi yang sangat baik baginya. Apapun alasannya, Katie Holmes tidak diperlukan di film ini (i never never liked her anyway).
Untuk sutradaranya dan screenwriternya, tidak ada masalah. Chris Nolan lebih ngerti soal aksi daripada Tim Burton tapi lebih nggak neko-neko daripada Joel Schumacher. Dengan sudut kamera unik, editing yang baik, dan spesial efek yang alamiah (less on CGI, more on models and working gadget) membuat kita tidak lagi seperti melihat film kartun selayaknya film2 Batman-nya Joel Schumacher. Sebagai contoh adegan kejar2an dengan Bat-Mobile. Di film2 Batman sebelumnya, Bat-Mobile sangat superior sehingga ia bisa melakukan hal-hal yang muskil dan melawan gravitasi (berjalan secara vertikal ke atas?) sehingga berkesan seperti maen2 doang. Di sini, Bat-Mobile lebih terkesan nyata, sebuah tank dengan mobilitas sebuah sedan.
Epilog:
What a nice experience to finally back again on the screen. Di akhir film, gw berteriak puas, apalagi ketika Gordon mengatakan kepada Batman ada seorang penjahat yang meninggalkan identitas dirinya di crime-scene yang menunjukkan siapa musuh Batman berikutnya (musuh terbesar dan terberat Batman, yet).
Harapan gw sih, mudah2an screenwriter-nya (Goyer) dan tentu saja Christian Bale, Michael Caine akan kembali lagi untuk membintangi instalasi berikutnya. And i just wish, that they get rid of Katie Holmes, menikah saja sam Tom Cruise dan jadi ibu rumah tangga baik-baik. Speaking of which, Rabu ini film Tom Cruise yang paling baru, film yang disebut-sebut sebagai film Spielberg yang menggunakan CGI paling banyak. "War of the Worlds". Kaya gimana? tunggu full-report-nya Kamis ini atau Jum'at paling lambat.
P.S: Kalo diinget lagi di Batman & Robin, jika kostum Batman dan Robin punya puting, kenapa kostum Batgirl tidak ada putingnya?... hmmm...