Monday, June 07, 2004

Intermezzo: What in the bloody-hell are you doing anyway?

Artikel berikut adalah artikel pertama yang saya tulis yang keberadaannya berada sedikit di luar lingkaran kecil 'Screening Log' tapi seandainya disinggungkan, tidak sulit untuk membawa artikel ini ke dalam lingkaran kecil 'Screening Log'. Sebuah selentingan 10 menit ini terjadi di sebuah waktu yang belum lama berlalu.

Kontras dengan kepercayaan umum mengenai saya, dengan ditunjang oleh sedikit untaian DNA dari leluhur saya adalah orang yang memiliki hobi untuk berbicara, berdiskusi, atau berdebat. Saya menikmati saat-saat seperti itu apabila saya bisa saling bertukar pikiran dan dalam prosesnya mempelajari pemikiran lawan bicara saya. Mungkin saya lebih bisa menuangkan pikiran lewat tulisan, tapi bagaimanapun juga saat-saat bersosialisasi adalah hal yang menyenangkan juga bagi saya.

"Ngapain sih kamu nulis review?", tanya teman saya suatu hari dalam salah satu sesi sosialisasi pikiran. Teman saya ini saya pandang sebagai seorang yang kritis dan tidak ragu-ragu menyampaikan kritik yang memang walau kadang-kadang nyelekit tapi cukup mengena dan layak dipikirkan. Saya kemudian bilang (dalam bahasa Inggris), "I just happened to exercised two of my hobbies, watching Movies, and writing. It may not meant much, but it gave me a pleasant satisfaction out of it".

Tiga detik kemudian, setelah ia merenungi perkataan saya tersebut dia mulai menggambarkan secara sistematis dan kemudian secara diagmatis (Musangisme, representasi teori dalam bentuk diagram) dia menggambarkan tingkatan-tingkatan seseorang dalam kaitannya dengan perfilman.

Satu, level paling cemen. Nihil, nol sama sekali, null adalah orang-orang yang tidak punya hobi whatsoever dengan yang namanya pementasan film. Dari situ kemudian berangkat ke penikmat. Yang menurut saya bisa dijabarkan lagi ke beberapa level. Penikmat film action, penikmat film horor, penikmat film komedi, dan seterusnya. Yang terakhir berangkat dari situ, ada pemerhati. Menurut dia, saya sudah masuk ke bagian pemerhati ini yang representasinya cukup jelas dengan jumlah referensi / review yang signifikan yang saya tulis di sini, atau di Movies at Yahoo!.

Bagian kritiknya, di mana langsung menempatkan dia ke dalam lembar sejarah yang pasti akan saya masukkan di otobiografi saya, adalah ketika dia menunjukkan bahwa dari pemerhati, saya bisa berangkat ke level yang lebih tinggi lagi, atau ke level yang pertama, nihil, nol sama sekali, null. Pada intinya, ketika saya renungkan kemudian, meskipun kelihatannya kalau dia mengkritik saya habis dengan menunjukkan bahwa apa yang saya lakukan selama ini adalah sesuatu yang sia-sia, nihilis, dan hiperbolis belaka. Tapi di satu sisi, kalo diputar 180 derajat, dia juga menunjukkan kalau dari pemerhati saya bisa naik ke level yang lebih tinggi (praktisi mungkin) dan secara eksplisit si dia ini mendorong saya untuk terus meningkatkan kualitas tulisan saya, dan kemudian melebarkan sayap untuk bergerak di bidang yang sama dan tidak hanya menjadi pemerhati saja melainkan sudah sebagai pencipta. Tidak tepat seperti itu mungkin, tapi itu kesan yang saya tangkap dari diskusi malam itu. And for the time being, if anyone should ask of me of why am i doing this? i would simply answer, coz it made me rather happy and self-replenishment though none at least yet i would achieve from it.