Friday, June 18, 2004

Into the Mirror (2003)

Starring: Yoo Ji Tae, Kim Myung Min, Kim Hye Na
Directed By: Kim Seong Ho

Agak susah untuk mendeskripsikan film ini untuk jatuh di genre thriller / horror atau drama. Dalam hal cerita, Into the Mirror merupakan anggota 'Eastern Asia physcological thriller wave' yang akhir-akhir ini banyak muncul (diawali oleh The Ring). Hal ini membuat Into the Mirror nggak terlalu original dan banyak dipengaruhi oleh film-film ber sub-genre 'Slow Bore Horror' yang dipopulerkan oleh The Ring.

Into the Mirror bersetting di sebuah supermarket yang setelah kebakaran yang menewaskan beberapa pegawainya telah direnovasi dan siap untuk dibuka kembali setahun setelah even kebakaran berlalu. Tokoh sentral-nya adalah Yeong-Min (Yoo) mantan polisi yang memiliki sesuatu di masa lalunya yang membuatnya harus cukup puas dengan menjadi kepala sekuriti di supermarket milik pamannya ini.

Gloom tokoh Yeong-Min digambarkan sempurna oleh Yoo sehingga penonton bisa terbawa suasana traumatis masa lalu Yeong-Min yang membuat dia tidak pernah berani untuk melihat ke cermin (hence, the Mirror title).

Kenapa saya bingung untuk memasukkan film ini ke genre mana adalah karena ketika film ini dibuka dengan kematian misterius seorang penjaga toko (she's cute by the way), film ini kemudian menjanjikan sesuatu yang spooky, resep yang sempurna untuk film horor. Lumayan mengejutkan (sekali lagi sub-genre 'Slow Bore Horror' agak-agak melembutkan kesan kejutan yang ditimbulkan oleh horornya sendiri) dan ketika kemudian dengan cepat hitungan kematian bertambah dalam durasi 30 menit, penonton diajak untuk percaya bahwa ada kekuatan supernatural yang terlibat yang kemudian menimbulkan bibit-bibit penasaran dari penonton (as the title suggest, there are many-many mirror elements involved here).

Tapi setelah itu, pace film berubah ketika Yeong-Min bertemu dengan Hyeon-Su (Myung-Min) seorang investigator polisi yang dahulu juga terlibat dalam pengalaman traumatis Yeong-Min. Berdua mereka melakukan investigasi atas kasus yang terjadi di supermarket itu. Plot-twist ini kemudian mengubah genre secara dramatis dari horor / thriller menjadi drama investigasi polisi.

Pengalihan pace ini buat saya berakibat dua arah. Yang satu, film ini menjadi lebih cerdas dari yang seharusnya atau yang dijanjikan di awal film oleh kematian dua orang yang misterius. Yang kedua, berkaitan dengan kemisteriusan yang dijanjikan di awal film, misterinya tiba-tiba saja di-tinggalkan karena film akhirnya berkonsentrasi pada drama penyelidikan Yeong-Min dan Hyeon-Su. Dan yang lebih parah, ketika adegan terakhir terjadi, sisi misteri itu kemudian dieksploitasi lebih lanjut tapi tidak / kurang memberikan penjelasan lebih lanjut sampai film berakhir dengan suguhan twist yang sangat menarik (sebenarnya) dari sisi Yeong-Min.

Inevitable, saya melihat kemiripan antara film ini dengan Gothika (Halle Berry, 2003) melalui impact yang dihasilkannya. Menurut saya, seperti Gothika film ini berada dalam suatu kebimbangan untuk membawa film ini ke dua sisi yang berbeda secara kontras. Dan seperti Gothika, film ini terlalu eksploitatif sekaligus terlalu pelit untuk membuka tabir misteri yang disisipkan ke dalam cerita-nya sendiri. Akan bagus jika hal itu memberikan rasa penasaran pada penonton. Tapi sayangnya, buat saya film ini gagal menyampaikan pesannya.

cover


Rating: * / ****