Monday, June 07, 2004

The Portrait of a Lady (1996)

Starring: Nicole Kidman, John Malkovich, Barbara Hershey
Directed by: Jane Campion

Membaca sinopsis singkat di belakang bungkus DVD-nya, saya mendapat kesan kalau film ini tidak lebih dari film feminis macam Monalisa Smile misalnya, yang mengedepankan bagaimana seorang wanita dalam masa-masa yang kaku dan ortodoks mencoba untuk mendobrak tatanan baku sosial masyarakat umum dan kemudian memperjuangkan keyakinan dirinya yang kalau dirunut akan kemudian bermuara ke emansipasi wanita. Tapi kemudian ada teman reviewer yang mengatakan selain Dogville, ini mungkin performa terbaik dari Nicole Kidman. But then again, i really dont like Dogville that much.

Kembali ke isu feminisme, kalau dalam Monalisa Smile, isu itu dicetuskan oleh karakter guru yang in the end mendapat simpati dari murid-muridnya, maka di film ini, kesan feminin yang ditampilkan di sini lebih gelap dan jauh dari konsep Hollywood-ism yang memberikan akhir yang plain, bahagia, dan berbunga-bunga seperti di Monalisa Smile.

The Portrait of a Lady bercerita tentang seorang 'Lady', ekspatriat Amerika yang datang ke Eropa, Inggris tepatnya di suatu masa di akhir abad ke-19. Sang wanita, Isabel Archer (Nicole Kidman) memiliki konsep kebebasan di mana ia ingin keluar dari lingkaran kecil wanita jaman segitu yang menikah adalah tujuan akhir hidup dan kemudian keluar untuk menikmati dunia. Sebuah pemikiran yang revolusioner pada jaman itu sehingga ketika ia menolak tawaran lamaran dari seorang Lord, keterkejutan datang dari semua orang. Namun sepupu dari Isabel sendiri simpati dan tertarik untuk mengetahui bagaimana sepak terjang Isabel di dunia fana dan kemudian berhasil mempengaruhi ayahnya (paman Isabel) untuk meninggalkan warisan yang lumayan buat Isabel.

Tapi kemudian konsep kebebasan Isabel terusik dengan kehadiran sang manipulator, Madame Merle (Barbara Hersey) dan Gilbert Osmond (John Malkovich). Sosok Isabel kemudian berubah total, 180 derajat dari sebelumnya.

Saya menganggap film ini sebagai sebuah potret (hence the title, The Portrait), dokumenter kehidupan para wanita Eropa di jaman itu. Selain bertengah pada kisah Isabel yang menjadi fokus utama cerita ini juga diceritakan mengenai beberapa karakter wanita lain yang tumpang tindih dari plot yang bertengah pada Isabel yang kehilangan kebebasannya dengan jatuh di jalannya Osmond dan kemudian berusaha memperolehnya kembali.

Seperti poster-nya, film ini menyimpan sejuta makna yang tersembunyi yang seperti pedang bermata dua bisa mencelakai penilaian overall terhadap film ini, atau membawanya ke level berikutnya. Bagaimana seorang yang kuat, bebas seperti Isabel bisa masuk ke lingkungan Osmond yang kemudian mengungkungnya di sebuah jeruji tanpa ada usaha berarti untuk memperoleh kebebasan itu kembali.

Tidak banyak yang bisa saya komentari dari film ini, selain bahwa film ini sangat menarik perhatian saya. Ultimate performance by Barbara Hersey and John Malkovich both was so real and believable as the villain behind Isabel's freedom demise.

Rating: *** / **** - Hanya cukup, tidak sampai 'wah'. Saya pribadi sangat suka melihat potret / cerita sejarah yang menggambarkan wanita eropa abad pertengahan seperti Vanity Fair (next at 2004, starring Reese Whiterspoon), Elizabeth-nya Cate Blanchett, dan semacamnya.