Directed by: Norman Jewinson
Ketika film ini berakhir, Norman Jewinson dengan 'bangga'nya menyatakan bahwa film ini didekasikan kepada 77000 Yahudi Perancis yang terbunuh selama rezime Nazi. Cukup menarik? Schlinder's List, anyone? tunggu dulu.
Film ini dibuka dengan siluet hitam putih yang sayangnya kurang memberikan atmofsir yang mendebarkan sebagai dokumentasi atau pengantar untuk film yang seharusnya bisa dikategorikan ke genre thriller ini. Dalam adegan yang cukup singkat itu, digambarkan seorang Pierre Brossard muda yang sekilas mirip dengan adegan film G 30 S / PKI namun jauh lebih kalem dan sama sekali tidak ada ketegangan di situ tentang pengambilan / penculikan orang-orang Yahudi (7 orang) langsung dari pintu mereka untuk kemudian dieksekusi bersamaan dengan datangnya sinar fajar yang pertama.
Perhatian kemudian beralih ke Pierre Brossard tua (Michael Caine) yang sudah menghabiskan masa tuanya dalam damai dan bernuansa religi Katolik. Tapi, ketika pemerintah Perancis melalui seorang hakim Anne Marie Livi (Tilda Swinton) dan seorang Kolonel Roux (Jeremy Northam) memutuskan untuk menyelidiki kembali dan kemudian menangkap Brossard atas kejahatannya tersebut "crime against the humanity" setelah 50 tahun berselang mulailah pengejaran polisi atas Brossard. Di saat yang bersamaan, persekutuan Yahudi (or something like it) menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh Brossard dan kemudian menyematkan "The Statement" yang menjustifikasikan bahwa kematiannya memang pantas atas nama kemanusiaan di mayatnya.
Polisi menginginkan Brossard hidup-hidup karena ada plot yang lebih besar yang mungkin terungkap apabila Brossard ditangkap hidup, dan pembunuh bayaran menginginkan Brossard mati demi membalaskan dendam kaum mereka dan juga melindungi eksistensi organisasi mereka. Dan Brossard sekali lagi harus menyelamatkan dirinya.
Menilik dari garis besar plot di atas, film ini cukup menjanjikan sebagai film tegang yang menarik. Dan Caine, yang merupakan salah satu aktor favorit saya memang pas memainkan Pierre Brossard tua yang meski sudah capek dan lelah menjadi seorang terhukum, namun mau bertobat demi dosa masa lalunya, tapi di lain pihak, secara kontradiktif juga masih memiliki darah muda yang bergolak di pembuluh nadinya. Didukung pula oleh script dari Ronald Harwood, the same man who brought "The Pianist" mestinya film ini mampu untuk paling tidak menjadi menarik.
Namun demikian, film ini ternyata surprisingly membosankan. Karakter2 yang terlibat tidak terlalu kuat, mungkin hanya Michael Caine dan Jeremy Northam yang berdiri di atas yang lainnya. Selain mereka, banyak yang berdiri di balik kabut sehingga kalau tidak menyimak bisa-bisa kehilangan kontrol tentang siapa yang bunuh siapa, siapa yang nyuruh siapa, dan sebagainya, dan sebagainya.
Karakter Brossard sendiri bisa sangat dibedakan di awal film sebagai seorang yang dingin, berani, dan tidak punya belas kasih dibanding setelahnya menjadi seorang yang lemah, tak berdaya, dan penuh ketakutan. Kontradiktif. Dan juga kenyataan di film bahwa Brossard telah berlindung selama 50 tahun di bawah Gereja Katolik seems not real, or at least, too good to be real.
Konklusi dari "The Statement" sendiri saya bilang gagal untuk mengungkap konspirasi di balik pemburuan Brossard, motivasi mereka, bahkan untuk siapa mereka bekerja. Sayang sekali, padahal dalam sebuah film seperti ini, saya sangat membutuhkan pesan apa yang mau disampaikan. Dan ujung-ujungnya di akhir film, hakim Livi mengungkapnya tanpa ada alasan tertentu yang diberikan ke penonton, tanpa ada kesimpulan akhir. Ini satu dari film yang "oke, ini penjahatnya, jangan banyak tanya, terima aja". Sebuah film yang bisa dengan cepat dilupakan.
Rating: * / ****